Masa depan dimulai
dari masa sekarang

Wahyu Indriyono,S.IP

```
W
|
aktu itu berjalan begitu cepat. Begitu cepatnya hingga kita terkadang
tidak menyadarinya. Perjalanan waktu
yang begitu cepat itu saat ini telah mengantarkan kalian pada fase kehidupan
yang kalian jalani saat ini. Sadarilah, bahwa waktu yang telah berlalu tidak akan
pernah datang kembali. Karena waktu tidak dapat kita putar mundur kembali. Suka
atau tidak suka, siap atau tidak siap, kita dituntut untuk selalu menatap ke
depan, menatap sebuah masa yang selalu penuh dengan tantangan-tantangan baru,
dimana tantangan-tantangan itu ada untuk kita hadapi, kita selesaikan dan
bukannya kita abaikan.
Bersiaplah
untuk menyambut masa depan kalian. Persiapkan segala kebutuhan masa depan
kalian mulai dari hari ini juga, dari detik ini juga. Sadarilah bahwa tantangan
yang akan kalian hadapi di masa depan tidak dapat dikatakan ringan. Saadarilah,
bahwa masa depan yang akan kalian hadapi itu menuntut kalian mempunyai “amunisi” yang cukup untuk
menghadapinya.
Tidak lama lagi kalian akan
menyelesaikan pendidikan di tingkat lanjutan pertama. Kurang dari 1 tahun lagi, kalian akan
mendapati diri kalian berada pada sebuah fase kehidupan yang baru.
Pertanyaannya, seberapa baik kalian sudah mempersiapkan diri untuk itu? BIla
diibaratkan sebuah perang, apakah persenjataan kalian sudah cukup untuk
memenangkan peperangan yang akan kalian hadapi?
Mari kita coba berhitung dengan waktu. Bila saat ini
kalian berusia 15 tahun,maka :
·
15 + 3 tahun
(SMA/SMK/MA) =
18 tahun
·
18 + 4
tahun ( D3 / S1) =
22 tahun, atau
·
22 + 3
tahun ( Bekerja) =
25 tahun
Artinya, bila kita hitung secara sederhana, kita “hanya“
punya waktu 10 tahun untuk membekali diri kita dengan berbagai hal yang
diperlukan untuk siap bertempur dalam sebuah medan peperangan di masa depan.
Yang harus kalian ingat baik-baik, yang namanya tuntutan perkembangan jaman itu
akan semakin meningkat dari waktu ke waktu. Otomatis tantangan dan tingkat
persaingan akan semakin tinggi juga.
Waktu 10 tahun
itu tidaklah lama. 10 tahun itu adalah sebuah waktu yang singkat, karena dalam
waktu 10 tahun itu kalian punya target untuk :
·
Lulus Ujian
Nasional tingkat SMA/SMK/MA.
·
Lulus
menjadi seorang Sarjana Strata 1 atau Pendidikan Diploma.
·
Bekerja /
berprofesi sesuai dengan keahlian yang kalian miliki.
Yang juga tidak bisa kalian kesampingkan adalah
kenyataan bahwa pada usia di antara 23-25 tahun adalah sebuah usia yang ideal
untuk menikah/berkeluarga. Rata-rata usia menikah bagi laki-laki adalah 24-25
tahun, sementara bagi wanita adalah usia 21-23 tahun.
Kalian juga harus bisa menghitung usia produktif,
sebuah rentang masa dimana kita mampu untuk bekerja dan mendapatkan
penghasilan. Dimana dengan penghasilan itulah kita membiayai hidup kita, membiayai
hidup keluarga dan anak-anak kita kelak.
Sekarang kalian
bisa menggambarkan, bahwa 10 tahun itu bukanlah waktu yang lama. Karena masih
banyak yang harus kalian persiapkan, masih banyak target yang harus kalian
capai dan masih banyak prestasi yang harus kalian kejar. Dengan persiapan yang
semakin matang, maka kalian akan relatif lebih siap untuk menyambut masa depan
kalian. Sebaliknya, semakin kalian lalai dalam membekali diri untuk masa depan,
maka kalian akan kedodoran dan mengalami banyak kesulitan.
Lalu, apa
yang sebaiknya dilakukan untuk mempersiapkan menyambut masa depan itu?
1.
Bersungguh-sungguh
dalam belajar.
Salah satu
pondasi dasar kesuksesan adalah ilmu. Milikilah ilmu sebanyak mungkin.
Milikilah ilmu..Milikilah ilmu..Milikilah ilmu… Ilmu disini bisa diartikan ilmu
pendidikan dan pengetahuan dan juga ilmu kehidupan / pengalaman. Mereka yang memiliki ilmu, relatif lebih
mampu untuk bersaing dan memenangkan persaingan. Oleh karena itu, kuasailah ilmu pengetahuan
dan milikilah pengalaman.
2. Mempunyai
visi ke masa depan.
Milikilah
visi / pandangan ke depan. Bahwa hidup dan kehidupan yang kita jalani ini
adalah berjalan maju, bukan sebaliknya. Tataplah masa depan dengan penuh
keyakinan. Tetapkanlah target, ingin seperti apa kalian 10-15 tahun kedepan.
Berbicara tentang target dan visi kedepan, maka kalian juga dituntut untuk
mampu menggunakan waktu dengan baik. Kalian harus mampu mengelola waktu dengan
senbaik-baiknya. Keberhasilan atau kegagalan adalah sebuah konsekuensi logis
yang terjadi pada setiap orang. Hadapilah keberhasilan dan kegagalan secara
wajar.
3.
Bersikap
dewasa.
Ungkapan “menjadi tua itu pasti, menjadi dewasa itu
pilihan” memang benar adanya. Setiap kita pasti akan bertambah tua, karena
itu adalah hukum alam. Namun belum tentu setiap dari kita akan menjadi dewasa,
karena itu adalah pilihan kita sendiri. Bersikaplah dewasa sesuai dengan usia.
Jangan gampang mengeluh dalam menghadapi berbagai persoalan. Masalah itu tidak
akan pernah berhenti untuk datang, karena masalah itulah yang sesungguhnya
membuat kita semakin kuat. Masalah itu besar karena kita tidak mempunyai tempat
yang cukup besar untuk menampungnya. Setiap kesulitan, setiap masalah pasti
mempunyai cara untuk diselesaikan.
4.
Berpikir
besar dan positif
Berpikir besar bisa diartikan optimisme. Tidak ada
yang tidak mungkin untuk dilakukan dan untuk dimenangkan. Percayalah pada
potensi yang kalian miliki. Percayalah bahwa kalian pun berhak untuk memangkan
sebuah persaingan. Setiap bentuk kekurangan yang kalian miliki adalah kelebihan
bagi orang lain, sebaliknya setiap bentuk kekurangan orang lain adalah
kelebihan bagi kalian. Cermatilah baik-baik apa yang bisa kalian lakukan dengan
potensi yang kalian miliki. Asah dan latih terus sisi positif yang ada pada
diri kalian. Maksimalkan kekuatan dan
kelebihan kalian untuk dapat memenangkan persaingan di masa depan. Jangan
pernah takut dengan kelebihan orang lain, karena kalian juga memiliki kelebihan
yang justru lebih baik daripada kelebihan orang lain. Jika orang lain bisa,
maka kalian juga bisa.
5. Jangan
Mengabaikan Tuhan.
Apapun agama kalian, bagaimanapun kalian menyebut
Tuhan kalian, bagaimanapun cara kalian beribadah, satu hal yang pasti kita
harus percaya dan meyakini sepenuhnya bahwa Tuhanlah yang mengatur hidup dan
kehidupan ini. Sandarkanlah diri kalian sepenuhnya kepadaNYA. Karena semua hal
yang kita rencanakan akan menjadi sia-sia tanpa ijin-NYA.
I
|
nilah hidup
dan kehidupan. Apa yang saya sampaikan ini
bukanlah untuk membuat kalian justru merasa takut untuk menghadapi masa depan.
Saya juga tidak ingin membuat kalian merasa terbebani. Apa yang saya sampaikan
ini adalah sebuah kenyataan. Sebuah realita yang dihadapi semua orang. Saya
menyampaikan ini agar kalian mempunyai gambaran dan mempunyai kesiapan untuk
menyongsong masa depan kalian kelak.
Mungkin bagi sebagian orang , apa yang saya sampaikan
ini terkesan terlalu jauh dan terlalu mengada-ada. Mungkin bagi sebagian orang
apa yang saya sampaikan ini terlalu cepat untuk disampaikan kepada kalian.
Namun faktanya, banyak anak-anak seusia kalian yang tidak mendapatkan
penjelasan dan penggambaran yang cukup tentang hal ini. Faktanya, banyak
anak-anak yang merasa kebingungan tentang apa yang harus mereka lakukan selepas
menyelesaikan pendidikannya.
Apa yang saya sampaikan ini memang tidak akan menjamin
kalian akan menjadi sukses dalam pendidikan, bekerja maupun dalam kehidupan
pribadi kalian. Kesuksesan itu berada di tangan kalian sendiri. Namun
setidaknya saya ingin berbagi kepada kalian, agar kalian mempunyai gambaran apa
yang harus kalian persiapkan.
Saya secara jujur mengakui, bahwa saya adalah sebuah
contoh nyata kegagalan. Saya adalah bukti kegagalan karena saya tidak
mempersiapkan segala sesuatunya semenjak awal. Saya tidak punya kemampuan ilmu
yang mumpuni, saya tidak mengelola waktu dengan baik, saya tidak berpikir besar
dan positif. Waktu remaja yang Tuhan berikan kepada saya, hanya berlalu begitu
saja tanpa mempunyai nilai tambah. Ketika menginjak usia 20 tahunan,saya mulai
dihinggapi kegalauan tentang apa yang harus saya lakukan.
Satu-satunya hal baik yang pernah saya lakukan – dan
hingga saat ini masih saya lakukan -
adalah saya suka membaca. Itulah satu-satunya sumber informasi dan ilmu
pengetahuan yang saya miliki. Memang Tuhan masih memberikan kesempatan kepada
saya untuk memperbaiki segala bentuk kekurangan saya. Saya mensyukuri itu.
Namun saya pun tidak bisa menutup kenyataan, bahwa saat ini teman-teman
seangkatan saya, bahkan yang angkatannya di bawah saya, telah menemukan
keberhasilan dan kesuksesannya. Sementara saya masih sibuk untuk menata diri
menambal kekurangan saya akibat melalaikan kehidupan di masa lalu.
Kegagalan yang saya alami adalah sebuah bukti nyata
bahwa ketika kita tidak mempersiapkan diri sejak awal dengan baik, kita hanya
mampu menjadi penonton atas kesuksesan orang lain. Dan saya tidak ingin apa
yang saya alami ini akan terjadi kepada kalian. Saya bisa bercerita karena saya
sudah mengalami masa-masa sulit itu.
Jadi tatalah diri kalian. Sambutlah masa depan itu
dengan penuh keyakinan dan optimisme. Bila kalian menatanya sekarang, insya
allah masa depan itu menjadi mudah bagi kalian. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar