Minggu, 09 Februari 2014

Dahsyatnya Berpikir Positif



DAHSYATNYA PIKIRAN POSITIF !!!!!!!

Berpikir positif adalah :  berpikir, menduga, dan berharap hanya yang baik tentang suatu keadaan atau tentang seseorang. Kita tidak akan berprasangka buruk tentang orang lain. Kita tidak menggunjingkan desas-desus yang buruk tentang orang lain. Kita tidak menduga-duga yang jahat tentang orang lain. Kita pun tak akan berprasangka buruk bahkan terhadap diri kita sendiri. Kita akan selalu merasa sehat, kita akan selalu yakin bahwa kita akan sukses, kita yakin kita akan disukai banyak orang.
Akibatnya, kita pun benar-benar akan selalu sehat, kesuksesan akan kita raih sebagai sebuah keniscayaan, dan banyak orang akan berkerumun di sekeliling kita karena mereka sangat menyukai pribadi kita. Bayangkan, bagaimana besar dampaknya bila kita setiap saat terlatih menggunakan pola pikir sedahsyat itu!
BIASAKAN DIRI BERPIKIRAN POSITIF DAN LIHATLAH
APA YANG TERJADI









PERIKSALAH PIKIRAN KITA

Hidup kita ditentukan oleh pikiran ~ Marcus Aurelius

Sel-sel di dalam tubuh akan menerjemahkan apa yang ada dalam pikiran bawah sadar kita ke dalam sebuah gerakan atau suatu mekanisme. Misalnya ketika pikiran bawah sadar sedang bersedih, maka sel-sel tubuh membentuk suatu mekanisme otomatis sehingga munculah reaksi fisik pada tubuh misalnya menangis.
Sel-sel tubuh tidak bisa membedakan apakah kita betul-betul bersedih atau tidak. Misalnya kita bisa menangis hanya karena menonton sebuah film tragedi, padahal tragedi tersebut tidak menimpa kita.
Mekanisme otomatis di dalam tubuh kita juga bisa terlihat saat kita mengalami gerakan refleks. Saat tangan kita mengenai benda panas, maka secara otomatis tangan kita menjauh dari benda panas tersebut. Hal ini terjadi karena pikiran sadar kita mengatakan bahwa tidak enak dan bahaya jika menyentuh benda panas sehingga harus menjauhinya. Pikiran bawah sadar menerima perintah tersebut, dan seluruh sel di dalam tubuh selalu melakukan apa yang diperintahkannya.
Mekanisme otomatis ini akan terus bekerja untuk berbagai hal lainnya tergantung apa yang sudah kita programkan dalam pikiran bawah sadar kita melalui pikiran sadar kita. Sel-sel di dalam tubuh kita membentuk suatu mekanisme berdasarkan panduan atau perintah dari pikiran bawah sadar kita.
Pikiran kita harus terbiasa untuk selalu positif, dan kita akan lebih mudah mencapai cita-cita. Bukan Cuma itu, pikiran positif serta kepercayaan diri kita akan menarik orang lain bergabung dengan kita. Mereka tidak akan membiarkan kita berjalan sendiri menghadapi semua masalah. Justru dengan senang hati akan menemani dan membantu kita melewati semua kesulitan. Dan yang lebih penting, hidup kita akan menjadi lebih menyenangkan.
Hidup indah bukan berarti hidup penuh dengan kedamaian saja, tetapi hidup indah adalah hidup yang dipenuhi dengan keberhasilan. Bukankah keberhasilan itu sesuatu yang indah? Indah meliputi kedamaian dan keberhasilan, bukan kedamaian tetapi tanpa daya, sebab kedamaian tanpa daya bukanlah suatu keindahan.
Kita bisa memilih pikiran-pikiran positif saja di dalam kepala kita. Setelah memilih, kita harus memperkuat pikiran tersebut sehingga menjadi dominan. Jika tidak, maka pikiran-pikiran negatif akan mudah masuk ke dalam kepala kita dan akan mengendalikan hidup kita. Jika pikiran indah mendominasi pikiran,maka hidup kita menjadi indah.
Sistem tubuh tidak memiliki kemampuan membedakan mana perintah yang baik atau tidak sehingga sistem tubuh akan menurut apa saja yang diperintahkan oleh pikiran itu. Oleh karena yang kita perlukan adalah pikiran kita harus memilih terlebih dahulu perintah yang akan diberikan kepada sistem tubuh kita.
Orang yang berpikiran negatif akan mencari sesuatu, baik orang, lingkungan, atau peristiwa sebagai pembenaran kesalahan atau tidak adanya tindakan yang diambil. Coba renungkan, berapa kali kita mencari kambing hitam atas kekurangan atau kegagalan yang kita lakukan? Renungkan dengan jujur, teliti dan tuliskan sebagai bahan pembelajaran. Kejujuran dan kesadaran kita akan menentukan keberhasilan kita selanjutnya. Mulai saat ini, berpikirlah secara positif.
HUKUM BERPIKIR POSITIF

Pada saat keluar rumah di pagi hari, kita sendirilah yang menentukan apakah hari itu akan jadi baik atau buruk, karena tergantung bagaimana kita menjalankan pikiran kita. Dapat tidaknya kita menikmati hari itu sangat tergantung pada cara kita berpikir
( Stanley R. Welty, Presiden Wooster Brush Company)

Jika kita bersikap ramah terhadap seseorang, maka orang itu akan ramah kepada kita. Jika kita memperlakukan anak kita sebagai anak yang cerdas, akhirnya ia betul-betul menjadi cerdas. Jika kita yakin bahwa upaya kita akan berhasil, maka besar sekali kemungkinan upaya kita dapat merupakan separuh keberhasilan. Nah, dampak pola berpikir positif itu disebut Dampak Pygmalion.
Pikiran kita sering kali mempunyai dampak ramalan tergenapi (fulfilling prophecy), baik positif maupun negatif. Kalau kita menganggap tetangga kita judes sehingga kita tidak mau bergaul dengannya, maka akhirnya ia betul-betul menjadi judes. Kalau kita mencurigai dan menganggap anak kita tidak jujur, akhirnya ia betul-betul menjadi tidak jujur. Kalau kita sudah putus asa dan merasa tidak sanggup pada awal suatu usaha, besar sekali kemungkinannya kita betul-betul akan gagal.
Pola pikir Pygmalion adalah berpikir, menduga, dan berharap hanya yang baik tentang suatu keadaan atau seseorang. Bayangkan, bagaimana besar dampaknya bila kita menggunakan pola pikir positif seperti itu. Kita tidak akan berprasangka buruk tentang orang lain. Kita tidak menggunjingkan desas-desus yang buruk tentang orang lain. Kita tidak menduga-duga yang jahat tentang orang lain.
Kalau kita berpikir buruk tentang orang lain, selalu ada saja bahan untuk menduga hal-hal yang buruk. Jika ada seorang kawan memberi hadiah kepada kita, jelas itu adalah perbuatan baik. Tetapi jika kita berpikir buruk, kita akan menjadi curiga, “Barangkali ia sedang mencoba membujuk”, atau kita mengomel, “Ah, hadiahnya cuma barang murah”.
Yang rugi dari pola pikir seperti itu adalah diri kita sendiri. Kita menjadi mudah curiga. Kita menjadi tidak bahagia. Sebaliknya, kalau kita berpikir positif, maka kita akan menikmati hadiah itu dengan rasa gembira dan syukur, “Ia begitu murah hati. Walaupun ia sibuk, ia ingat untuk memberi kepada saya”.
Hidup akan menjadi baik kalau kita memandangnya dari segi yang baik. Berpikir baiklah tentang diri sendiri. Berpikir baiklah tentang orang lain. Berpikir baiklah tentang keadaan. Berpikir baiklah tentang Tuhan.
Dampak berpikir baik seperti itu akan kita rasakan. Keluarga menjadi hangat. Kawan menjadi bisa dipercaya. Tetangga menjadi akrab. Pekerjaan menjadi menyenangkan. Dunia menjadi ramah. Hidup menjadi indah.
Pikiran kita bergetar dan memancarkan gelombang dengan suatu frekuensi. Besarnya frekuensi tergantung pada bentuk dan ukuran objek yang bergetar. Oleh karena itu frekuensi yang dikeluarkan oleh pikiran kita sesuai dengan apa yang dipikirkan oleh pikiran kita. Semakin kuat kita memikirkan sesuatu, maka semakin kuat getaran yang kita hasilkan. Getaran akan bergetar dengan frekuensi yang sama tetapi akan bergetar dengan amplitudo yang berbeda.
Getaran bisa menyebabkan suatu fenomena resonansi, yaitu menggetarkan objek lain yang memiliki suatu kesamaan. Jika kita memikirkan sesuatu maka akan lahir getaran yang sesuai dengan apa yang kita pikirkan, sehingga akan terjadi resonansi dengan berbagai objek yang ada di alam yang memiliki suatu kesamaan (kemiripan) tertentu. Artinya, pikiran kita akan mengarah ke objek yang kita pikirkan dan sebaliknya objek pun akan mengarah ke diri kita, inilah yang disebut Hukum Tarik Menarik.
Jadi bisa disimpulkan bahwa pikiran kita bersifat magnetis dan memiliki frekuensi. Selama kita berpikir, pikiran-pikiran itu akan dikirim ke alam dan akan menarik semua hal yang memiliki kemiripan dengan pikiran kita. Inilah dasar dari konsep pikiran positif, yaitu jika kita berpikir positif maka semua hal yang positif akan menghampiri kita.
Alam semesta dengan segenap energi makrokosmosnya selalu bekerja mencari keseimbangan. Energi makrokosmos alam semesta tersebut selalu berhubungan dengan energi yang ada di setiap diri manusia yang sering disebut energi mikroskosmos. Proses ini tidak terlihat dan tidak terasa sehingga manusia cenderung mengabaikannya.
‘Berhutang’ pada alam semesta adalah bila seseorang berbuat hal yang buruk pada sesama atau pada alam. Misalnya dengan merugikan orang lain atau mengambil hak orang lain atau merusak alam, orang tersebut telah meminjam atau berhutang pada alam semesta.
Contoh konkret berhutang pada alam semesta yang sering terjadi adalah saat orang dengan sengaja mengambil sesuatu yang bukan haknya. Misalnya menerima kembalian lebih saat membayar di supermarket atau warung dan sengaja tidak mengembalikannya. Korupsi atau mengambil barang milik kantor sekecil apapun, atau diam saja sewaktu pelayan di rumah makan padang tidak menghitung semua makanan yang telah masuk perut.
Ini bukan rezeki, tetapi justru orang tersebut telah berhutang ke alam semesta karena dia telah mengambil yang bukan haknya. Suatu saat hutang ini akan diambil lagi dalam bentuk lain yang biasanya akan lebih merugikan. Dalam waktu sesaat, mencuri dan korupsi mungkin dapat membuat orang menjadi berlimpah uang, tetapi pencuri dan koruptor tidak akan pernah menjadi bahagia. Justru orang tersebut akan menjadi sengsara hidupnya.
Bila kita berbuat kebaikan, atau memberi uang sebisa kita kepada orang dimana orang tersebut tidak bisa membalas kebaikan kita, maka kita telah memancarkan energi baik dan kebaikan kita akan dibalas dengan kebaikan. Pancaran energi baik kita tersebut suatu saat akan dikembalikan oleh alam semesta dengan energi baik makrokosmosnya dalam bentuk kebaikan dengan jumlah yang lebih besar. Syaratnya adalah saat memberi kebaikan atau uang tidak boleh dibarengi dengan pamrih atau dengan maksud pamer. Pamrih dan pamer akan membuat energi baik kita tidak terpancar ke alam semesta.
Buatlah mendoakan kebaikan untuk orang atau melakukan kebaikan atau memberi uang sebisa kita pada orang yang memerlukan sebagai hal membahagiakan hati kita, tanpa pamrih.












APAKAH KITA ORANG YANG BERPIKIR POSITIF?

Dengan pikiran, seseorang bisa menjadikan dunianya berbunga-bunga
atau berduri-duri (Socrates)

Apa yang kita alami hari ini adalah dampak dari pikiran kita kemarin. Apa yang akan kita alami esok hari adalah dampak dari pikiran kita hari ini. Pikiran yang sedang kita bayangkan saat ini sedang menciptakan kehidupan masa depan kita.
Kita berpikir bisa atau tidak bisa, dua-duanya akan benar. Bila kita berpikir bisa, maka kita bisa. Tetapi bila kita berpikir tidak bisa, maka kita tidak bisa.
Jika kita mengubah cara berpikir kita, kehidupan kita pun ikut berubah. Jika pikiran kita berubah ke arah positif maka kehidupan kita menuju arah yang positif. Sekali kita dapat merangkul sepenuhnya kekuatan pikiran kita, kekuatan itu akan mengubah cara kita menjalani kehidupan. Tak akan ada yang dapat menghentikan orang yang bermental positif untuk mencapai tujuannya. Sebaliknya, tak ada sesuatu pun di dunia ini yang dapat membantu seorang yang sudah bermental negatif.
Semua orang mempunyai potensi kekuatan pikiran. Tapi tak semua tahu dan mampu mengaktifkannya untuk mendapatkan manfaat yang luar biasa. Berpikir itu akan melahirkan pengetahuan, pemahaman, nilai, keyakinan dan prinsip.
Pikiran juga bisa menjadi penyebab penyakit kejiwaan dan fisik. Pikiran bahagia membuat kita bahagia, pikiran sengsara membuat kita sengsara. Pikiran takut membuat kita takut, dan pikiran berani membuat kita berani.
Kita mungkin tidak dapat mengendalikan keadaan, tapi kita dapat mengendalikan pikiran kita. Pikiran positif menghasilkan perbuatan dan hasil yang positif. Berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan karena ia membantu kita memikirkan solusi sampai mendapatkannya. Dengan begitu kita bertambah mahir, percaya, dan kuat. Disebut sumber kebebasan karena dengannya kita akan terbebas dari penderitaan dan kungkungan pikiran negatif serta pengaruhnya pada fisik.
Hidup yang kita jalani saat ini adalah pancaran pikiran, keputusan, dan pilihan kita. Jika kita rela menerima tantangan, berarti kita telah merintis perubahan, kemajuan, dan perkembangan. Kita hari ini adalah hasil keputusan kita kemarin. Kita esok hari ditentukan oleh keputusan kita hari ini.
Prinsip perkembangannya paling kuat terdapat dalam memilih. Kita bertanggungjawab atas pikiran kita sehingga kita harus bertanggungjawab atas semua perbuatan kita. Kenyataan adalah persepsi kita. Jika kita ingin mengubah kenyataan hidup kita, mulailah dengan mengubah persepsi kita.
Ciri apakah seseorang memiliki pikiran positif atau tidak adalah dari pencapaian dan tindakannya. Jika kita membiarkan pencapaian kita tetap saja tanpa peningkatan, maka kita belum berpikiran positif. Jika kita melakukan suatu tindakan yang salah terus menerus, kita juga belum berpikiran positif. Sedangkan ciri-ciri utama orang yang berpikiran negatif adalah mencari-cari alasan tidak melakukan sesuatu yang baik dan sesuatu yang tidak baik.
Dalam hal ini berpikir positif sendiri kerap mendapatkan kesulitan untuk dipraktekkan. Banyak orang yang mengetahui tentang konsep berpikir positif meski pemahamannya belum lengkap, tetapi mereka tidak memberikan perhatian yang cukup kepada pikirannya. Meskipun sudah mengenal berpikir positif, tetapi jika perhatian kita terhadap berpikir positif kurang, maka bisa saja kita tetap memiliki pikiran negatif.
Pemahaman kita tentang konsep berpikir positif juga masih kurang. Hanya tahu saja masih belum cukup. Kita tahu kalau terlalu banyak makan akan membuat badan kita gemuk, tetapi anehnya orang yang gemuk justru banyak makan, padahal dia tidak mau gemuk. Begitu juga kita mengenal atau mengetahui saja tentang berpikir positif tidaklah cukup. Kita tahu harus berpikir positif, tetapi tidak tahu caranya.

Berpikir Positif
Berpikir adalah kegiatan akal budi yang sangat aktif mengajukan berbagai pertanyaan dan kemudian meresponsnya dengan jawaban-jawaban. Hal itu bisa berupa penjelasan, pertimbangan, analisis, kesimpulan, bahkan sebuah keputusan. Ada yang berwujud ide, ada pula yang langsung berwujud kenyataan menjadi sebuah realitas. Keduanya disebut buah pikiran.
Ada dua jenis berpikir, yaitu: pertama, berpikir yang benar-benar berpikir sebagai suatu kegiatan akal budi (yang luhur). Kedua, berpikir dalam arti menghitung yang hanya berhenti pada aspek kuantitatif dari realitas.
Secara harfiah berpikir positif adalah kegiatan akal budi yang bermanfaat, yang mewujudkan suatu tindakan keputusan atau karya yang berguna tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga bagi orang lain, dan kemaslahatan orang banyak. Hal tersebut adalah sesuatu yang tidak dapat dihitung secara kuantitatif.
Berpikir positif bukanlah suatu yang bekerja secara parsial dalam diri manusia karena berpikir positif hanya tercetus dari budi pekerti yang luhur. Melatih diri untuk berperilaku luhur adalah pekerjaan pertama yang harus dilakukan sebagai wadah dari berpikir positif.
Seseorang yang berbudi luhur adalah seseorang yang berpikir positif. Artinya, ia adalah seseorang yang senantiasa mempertimbangkan dan memkitang setiap hal dari sisi positif, dari sisi baiknya, dari sisi manfaatnya yang lebih banyak dibanding sisi negatifnya.

Bagaimana cara menakar predikat positif?
Kita dapat melakukannya pada diri kita sendiri melalui pertanyaan: apakah kita sudah melakukan sesuatu yang berguna dan bermanfaat bagi kehidupan kita? Apakah kita sudah melakukan sesuatu yang sekecil apapun atau sesederhana apapun bentuknya, tetapi berguna dan bermanfaat bagi orang lain, sehingga hidup kita berguna tidak hanya diri sendiri tetapi juga bagi orang lain dan masyarakat yang lebih luas?
Semuanya harus berawal dari keikhlasan dan niat yang baik. Jika kita melakukannya hanya sebagai kedok semata-mata maka hal itu akan berbalik menjadi sesuatu yang negatif.
Semua dimensi kehidupan kita hendaknya diisi dengan unsur positif karena sesuatu yang positif adalah dinamika yang tidak pernah meninggalkan limbah yang terbuang dengan percuma. Berpikir positif akan menjadi sesuatu yang sangat aktif. Oleh karena itu perjumpaan atau pertemuan dengan orang lain selalu mendatangkan sesuatu yang berguna karena perjumpaan-perjumpaan dengan orang lain selalu berawal dari itikad yang baik dan senantiasa percaya bahwa dengan mendekati atau berjumpa dengan seseorang hanya akan bermanfaat jika sisi positif dari seseorang menjadi hal yang utama. Sikap semacam ini secara langsung akan menempatkan kita menyatu dengan lingkungan karena sikap dan perilaku kita ikut menjadikan lingkungan kita sejuk dan ramah.

Nilai-nilai Dasar Berpikir Positif
Pendidikan formal dan informal memegang peranan yang sangat penting dalam pembentukan kepribadian seseorang. Melalui pendidikan, seseorang dapat menumbuhkan benih-benih positif yang ada di dalam dirinya. Pendidikan juga memberi etika dan bekal moralitas kepada seseorang. Keduanya menjadi medium dan pendidikan merupakan faktor utama bagi kehidupan pribadi dan sosial. Namun demikian terdapat nilai-nilai dasar yang diperlukan untuk menguatkan berpikir positif di dalam diri kita.
1. Percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Kita harus menghargai seluruh hasil ciptaan Tuhan, termasuk di dalamnya menghargai orang lain dan menghargai diri sendiri, serta bersyukur atas segala yang telah kita peroleh dari-Nya.
2. Bersahabat dan menyingkirkan permusuhan.
Kita perlu melakukan segala hal secara damai dan tidak menggunakan cara-cara kekerasan. Dukunglah orang lain dan jangan menjatuhkannya. Bersemangatlah untuk mencari persamaan dan bukan mencari perbedaan.

3. Optimis memkitang ke depan.
Kita harus berani menghadapi realitas dan berani menatap dunia sekeliling serta diri kita sendiri, memahami dan menghayati dengan konkret segala sesuatu seperti apa adanya.

4. Bersedia untuk selalu saling membantu.
Kita jangan segan untuk dimintai tolong oleh orang lain. Jangan segan pula untuk meminta tolong kepada orang lain. Nilai ini sangat diperlukan karena pada dasarnya manusia adalah mahluk sosial yang secara harfiah dalam hidupnya saling memerlukan bantuan dan isi mengisi, karena tidak ada seorang pun yang sempurna.
5. Gigih, rajin, dan pantang menyerah.
Orang yang gigih, rajin, dan pantang menyerah adalah orang yang memiliki daya imajinasi serta kreativitas yang tinggi.

Ciri-ciri Orang Yang Berpikir Positif
Berpikir positif bukan berarti tidak berhati-hati, keduanya bisa berjalan dalam waktu yang bersamaan tanpa melibatkan satu sama lain.
1. Melihat masalah sebagai tantangan.
2. Menikmati hidup.
3. Terbuka pada saran dan ide.
4. Buang pikiran negatif sesaat setelah terlintas.
5. Bersyukur.
6. Tidak mendengarkan rumor.
7. Segera bertindak.
8. Menggunakan bahasa positif.
9. Peduli pada citra diri.





MENGHINDARI PIKIRAN NEGATIF

Ukuran sukses sejati terletak pada kemampuan kita merasakan
pikiran bahagia  (Erbe Sentanu)

Dalam buku “Terapi Berpikir Positif”, menyebutkan adanya tiga tindakan yang menimbulkan efek negatif. Ketiga tindakan berikut ini adalah tiga pembunuh utama karena efeknya mempengaruhi jiwa orang yang melakukannya ataupun orang yang lain:
1. Mencela, tindakan ini akan menghilangkan semangat untuk menghargai orang lain. Sesuatu yang dicela pastilah sesuatu yang dianggap buruk, dimana anggapan itu sangat gampang berubah, tergantung siapa, apa, dan bagaimana. Artinya, tindakan ini bersifat sangat subyektif.
2. Mengkritik, tindakan ini dapat menimbulkan rasa tidak berguna dan bisa memancing amarah. Melakukan kritik adalah hal yang tidak mudah karena ada banyak hal yang harus dipertimbangkan.
3. Membanding-bandingkan, menimbulkan rasa rendah diri, tidak puas, dengki, maupun sedih.
            Pikiran negatif menjadikan bahasa seseorang menjadi negatif dan yang terdengar hanya keluhan. Hal itu membuat orang-orang yang berpikir positif tidak tertarik untuk berinteraksi dengannya. Orang yang berpikir positif memiliki pola pikir berorientasi solusi, maju, dan berkembang. Sedangkan orang yang berpikir negatif hanya berkutat pada problem, hingga menular kepada orang lain.
            Pikiran negatif membuat seseorang merasa senang pada orang yang mendukung pendapat negatifnya dan orang yang sejenis yang memiliki pikiran sejenis dengannya. Jadi, pikiran negatif melahirkan persahabatan yang negatif.
            Persahabatan negatif memperkuat pikiran negatif. Dengan begitu orang tersebut hidup dalam rotasi negatif. Permasalahan yang dihadapi pun semakin membesar dan hidupnya semakin tidak terarah.
Pola Pikir Negatif
            Betapa sering kita terbelenggu oleh jebakan pikiran negatif. Selalu saja ada suara-suara yang menahan diri kita untuk melakukan perubahan yang lebih baik. Seolah kondisi yang kita alami saat ini merupakan warisan atau bahkan takdir yang tak akan pernah bisa berubah. Bila saat ini hidup kita pas-pasan, maka selamanya begitulah. Apakah betul begitu?
            Pengalaman buruk menjadi pemicu kuat pikiran negatif tetap tertahan dalam pikiran. Bila kita tak bisa mendobrak pengalaman buruk itu, bisa jadi bukan saja pikiran negatif tak akan pernah hengkang dari pikiran, tapi bahkan akan terus bertahan dan kekal selamanya di dalam diri kita.
            Jika kita terus menjaga pikiran negatif di dalam tubuh kita, maka tubuh kita akan terbiasa untuk membutuhkannya. Akibatnya, segala hal akan mudah kita lihat dari kacamata negatif.
Ciri-ciri Orang yang Berpikir Negatif:
1. Rendah diri.
2. Ketidaktahuan.
3. Generalisasi.
4. Salah persepsi.
5. Menganggap masalah secara permanen.
6. Mempertahankan status quo.
7. Obyek pikiran negatif.
8. Realitas.
9. Saya tidak bisa.
10. Alasan tersembunyi.





Mencegah dan Mengatasi Pikiran Negatif
            Jika kita berpikir negatif, terutama ketika terjadi hal di luar rencana, maka kita dengan mudah akan merasa depresi dan tidak bisa melihat sisi baik dari kejadian tersebut. Berpikiran negatif tidak membawa kemana-mana, kecuali membawa perasaan tambah buruk yang akan berakibat performa kita mengecewakan. Hal ini akan bisa menjadi seperti lingkaran yang tidak berujung.
Jessica Padykula menyarankan teknik untuk mencegah dan mengatasi pikiran negatif:
1. Hidup di saat ini.
2. Katakan hal positif pada diri sendiri.
3. Percaya pada kekuatan pikiran positif.
4. Jangan berdiam diri.
5. Fokus pada hal-hal positif.
6. Bergeraklah (olah raga).
7. Hadapi rasa takut.
8. Cobalah hal-hal baru.
9. Ubah cara pkitang.
10. Berpikirlah secara positif.
11. Gunakan self-affirmation.

Memupuk Rasa Percaya Diri
            Rasa percaya diri yang overdosis bukanlah gambaran kondisi kejiwaan yang sehat karena hal tersebut merupakan rasa percaya diri yang bersifat semu.
            Untuk menumbuhkan rasa percaya diri yang proporsional maka kita harus memulainya dari dalam diri sendiri. Hal ini sangat penting mengingat bahwa hanya kita yang dapat mengatasi rasa kurang percaya diri yang sedang kita alami.



Disarankan jika kita sedang mengalami krisis kepercayaan diri:
1. Evaluasi diri secara obyektif.
2. Beri pengharapan yang jujur terhadap diri sendiri.
3. Berani mengambil resiko.
4. Mensyukuri dan menikmati karunia Tuhan.
5. Menetapkan tujuan yang realistis.

Membangun Optimisme Membumi
            Dalam kehidupan sehari-hari sering sekali kita menemui orang-orang yang memiliki optimisme begitu tinggi untuk meraih suatu prestasi tertentu dan cenderung menganggap enteng segala tantangan yang mungkin menghadang. Namun demikian, dibalik sikap optimisme tersebut tidak jarang kita juga menemukan bahwa orang tersebut cenderung tidak memiliki dasar atau lkitasan kuat untuk mendukung optimismenya yang terefleksi dalam bentuk minimnya persiapan dan rencana, ketekunan, kerja keras, dana kemampuan yang dimiliki. Akibatnya, ia tidak pernah berhasil mencapai prestasi yang tadinya sangat diyakini akan dapat dicapai. Bahkan banyak yang berakhir dengan kekecewaan dan frustrasi mendalam.
            Kita selamanya tidak bisa melepaskan diri dari keterikatan waktu. Masa lalu telah menjadi sejarah. Hal itu memberi banyak pelajaran tentang suatu hal yang membedakan tetapi jangan sampai kita hidup di dalamnya dan terlilit belenggunya.
            Masa depan masih berupa wilayah yang penuh misteri dan keajaiban. Sedangkan masa lalu adalah peta tentang dari mana kita dan masa depan merupakan wilayah tentang kemana kita. Maka tugas kita adalah menggoreskan pena imajinasi tentang masa depan di atas kertas sejarah masa lalu.
            Optimisme akan masa depan tidak dibangun di atas harapan utopis atau impian kosong karena harapan. Impian seperti itu bersifat gratis dan bisa dimiliki oleh semua orang dalam jumlah sebanyak mungkin. Kalau hanya bicara harapan dan impian, tentu semua orang ingin makmur, hidup enak, berfoya-foya, terhormat, dan digolongkan ahli sorga. Namun dalam kenyataan berapa persen yang bisa mewujudkan impian tersebut?
Bagaimana cara membangun optimisme yang membumi?
1. Keyakinan.
            Keyakinan seperti apa yang dibutuhkan saat kita mendesain masa depan? Kita membutuhkan keyakinan faktual sebagai alasan mengapa kita memiliki optimisme yang kuat.
            Berilah diri kita alasan yang kuat mengapa kita pantas memiliki keyakinan tentang suatu hal. Batas kita untuk yakin dan ragu-ragu terkadang lebih sering berupa batas kemampuan kita untuk mengetahui bagaimana sesuatu terjadi (how something happens).
            Selain keyakinan faktual, kita membutuhkan keyakinan mental, terutama ketika kita sedang menghadapi pekerjaan yang sifatnya start-up.
            Bagaimana orang lain memberlakukan kita diawali dari bagaimana kita memberlakukan diri kita. Jika kita tidak yakin bahwa kita memiliki kemampuan untuk bermain secara utuh, maka karakter hidup yang kita peragakan adalah karakter ragu-ragu untuk sukses.
            Keyakinan bahwa kita memiliki kemampuan meraih sukses melahirkan pribadi yang puas terhadap kehidupan dan oleh karena itu energi yang dihasilkan bersifat positif. Energi inilah yang akan melindungi keyakinan kita dari virus yang berupa keragu-raguan, rasa tidak berdaya, pesimisme tidak beralasan, rasa khawatir yang berlebihan terhadap takhayul ‘jangan-jangan’ yang menyebabkan kita terseret dari garis fokus hidup kita.
2. Kontrol diri.
            Kontrol diri erat kaitannya dengan bagaimana kita menggunakan pilihan hidup. Disadari atau tidak, kita selama hidup selalu disodorkan sejumlah pilihan seiring dengan detak jantung kita. Mana yang akan kita pilih, kita jengkel karena keadaan semrawut atau karena kita jengkel sehingga keadaan menjadi semrawut.
            Pilihan seluruhnya di tangan kita. Kita berpikir negatif karena keadaan yang negatif atau karena kita berpikir negatif sehingga keadaan menjadi negatif. Terus terang sebagai manusia biasa terkadang kita sering tergelincir ke dalam situasi hidup bahwa realitas adalah monster yang memberi kita kepastian sehingga di hadapannya kita tidak sempat menyadari bahwa realitas adalah hasil pilihan kita.
            Ketika kontrol diri tidak lagi berada pada kesadaran bahwa realitas adalah hasil dari akumulasi pilihan, maka optimisme mulai meninggalkan kita karena energi yang bekerja membentuk format hidup kita berupa energi negatif. Saat itulah kita tergoda untuk memilih keyakinan bahwa lebih besar tentangan ketimbang kemampuan; lebih banyak problem ketimbang solusi; hutang melebihi jumlah pemasukan; keterbatasan lebih berkuasa ketimbang keunggulan kita; dan semua yang kita lakukan pantas dianggap kenihilan belaka.
3. Kohesi.
            Lingkungan memiliki energi, roh, atau kekuatan untuk membentuk kita meskipun akhirnya keputusan tetap di tangan kita. Lingkungan bagaikan penasihat tanpa jabatan. Sayangnya, kita secara alami cenderung terbawa larut oleh lingkungan tanpa keputusan yang kuat untuk menciptakan seleksi. Akibatnya, kita menjadi sosok yang diciptakan oleh lingkungan sehingga jadilah kita sosok yang biasa-biasa saja dan tidak pernah menempati wilayah posisi pengambil keputusan meskipun untuk persoalan kita sebagai manusia.
            Tidak semua energi yang dikeluarkan lingkungan memiliki daya tarik ke hal-hal negatif, tetapi kesalahan tentang lingkungan terjadi ketika kita mengabaikan prinsip dasar kebenaran alamiah bahwa dunia ini diciptakan dari hukum kerja sama. Jika kita hanya memiliki satu lingkungan yang sangat terbatas, maka lingkungan itulah yang menjadi identitas kita. Ibaratnya, seperti katak di dalam tempurung. Padahal satu gagasan hidup menuntut aplikasi sekian perangkat dimana masing-masing perangkat ikut andil sesuai kekuatannya.


MELEJITKAN SUGESTI POSITIF
Semua bunga esok hari ada dalam benih hari ini. Semua hasil esok hari ada dalam pikiran hari ini  (Aristoteles)
            Kalimat apa yang sering kita keluarkan dari mulut kita? Seberapa sering kita mengatakannya? Itu semua sangat mempengaruhi hidup kita dari waktu ke waktu. Kata-kata adalah awal pembentukan sugesti pada diri kita. Dan dari sugesti itulah dapat terbentuk diri kita seperti sekarang ini.
            Sugesti merupakan rangkaian kata maupun kalimat yang diberikan kepada seseorang untuk memberikan pengaruh sesuai dengan makna yang ditangkap dari penyampaian kalimat tersebut. Jadi, hal terpenting dari penanaman sugesti adalah dari kata-kata yang kita sampaikan: apa, kapan, dan sesering apa kita menyampaikannya.
Formula Berpikir Positif
            Ubahlah cara berpikir kita, maka kita akan dapat mengubah kehidupan kita, begitu kata pepatah. Pepatah ini juga sudah banyak dijadikan judul buku dan judul artikel. Nah, jika kita ingin memiliki kehidupan yang sukses dan berbahagia, berpikirlah sukses dan bahagia. Intinya, berpikirlah positif.
Kita perlu berpikir positif agar mendapatkan hasil yang positif.
Formula rahasia berpikir positif:
1. Melihat positif.
2. Berbicara positif.
3. Mendengar positif.
4. Bertindak positif.
5. Berpikir kreatif.
6. Self-talk.
7. Biasa menjadi luar biasa.
8. Melihat ke depan.
9. Berpikir mungkin.

Memperkuat Sugesti Kita
            Walau sugesti yang kita katakan terasa tidak nyata bagi kita sekarang, tidaklah mengapa, karena pikiran sadar kita melihat bahwa hal yang kita katakan itu sedang tidak ada pada diri kita sekarang. Tetapi ketika semakin sering kita mengatakan sugesti yang kita bentuk itu, lama kelamaan hal itu akan menjadi suatu kebiasaan bagi diri kita, dan lambat laun kita akan meyakini sugesti yang sering kita ucapkan. Ingat, kuncinya selalu di sini adalah emosi atau perasaan kita.
            Pikiran bawah sadar kita akan memerintahkan pikiran sadar kita untuk melakukan segala sesuatu yang perlu dilakukannya. Dan segala sesuatu yang kita lakukan akan selalu tertuju pada apa yang telah kita sugestikan. Segala sesuatu dan solusi di sekeliling kita yang tadinya tidak terlihat akan menunjukkan dirinya untuk ikut membantu dan mewujudkan apa yang kita inginkan. Segalanya akan terasa begitu mudah dan menyenangkan untuk dilakukan.












TERAPI BERPIKIR POSITIF

Tak akan ada yang dapat menghentikan orang yang bermental positif untuk mencapai tujuannya. Sebaliknya, tak ada sesuatu pun di dunia ini yang dapat membantu seseorang yang sudah bermental negatif ~ W.W. Ziege

            Hidup yang kita jalani saat ini adalah pancaran pikiran, keputusan, dan pilihan kita. Jika kita rela menerima tantangan berarti kita telah merintis perubahan, kemajuan, dan perkembangan. Ada tiga kekuatan yang menjadi sumber keseimbangan dan berpikir positif dalam hidup. Jika salah satu tidak ada, maka kita akan mudah berpikir negatif. Tiga kekuatan ini terdiri dari: keputusan, pilihan, dan tanggung jawab. Ketiganya tidak bisa dipisahkan. Jika dipisahkan maka akan terjadi ketidakseimbangan yang mengundang frustrasi sehingga kita akan mencela, mengkritik, dan membanding-bandingkan.
            Konsentrasi dan pikiran kita menjadi negatif dan akan melahirkan perasaan dan kenyataan hidup yang negatif. Pada dasarnya sebagian besar orang memilih pikiran, konsentrasi, dan perilakunya. Setiap keputusan yang diambil adalah hasil pilihannya. Persoalannya terletak pada keberanian bertanggungjawab. Bisa jadi seseorang menyadari dirinya sengsara, tapi tidak tahu bahwa kesengsaraannya merupakan hasil pikiran dan pilihannya sendiri hingga ia tidak merasa harus bertanggungjawab. Itu sebabnya ia akan mencela orang lain berdasarkan perasaannya, membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain, dan menyalahkan nasibnya.
            Pengetahuan adalah kekuatan. Pengetahuan kita tentang apa yang terjadi di dalam diri akan membantu kita untuk melakukan perubahan dan kemajuan di jalan yang benar. Kita tidak akan menjadi mangsa perasaan negatif yang mengganggu perasaan jiwa dan raga.



Teknik Berpikir Optimis
            Pikiran positif akan membawa kita pada keberhasilan. Pikiran positif itu antara lain selalu berkata “saya bisa” dan “saya akan”. Kata-kata ini adalah refleksi dari pikiran positif yang tidak menyerah pada keadaan, apa pun keadaan yang kita lalui.
            DR. Edward Banfield, sosiolog dari Harvard University menggambarkan satu faktor penting seseorang dalam meraih kesuksesan. Dia menemukan bahwa faktor utama yang menyebabkan seseorang sukses adalah sikap tertentu yang ada dalam pikiran orang tersebut.
            Sikap itu adalah perspektif jangka panjang. Artinya, seseorang yang sukses dalam berencana dan bertindak selalu memiliki perspektif jangka panjang. Setiap keputusan yang dibuat selalu memperhatikan akibatnya bagi masa depan dalam jangka panjang. Tidak ada istilah bagi mereka yang berbunyi ‘bagaimana nanti saja’, mereka lebih berpikir “nanti bagaimana?”
            Berpikir jauh ke depan bukan berarti mengkhawatirkan masa depan, tetapi lebih pada mempersiapkan masa depan. Segala keputusan, rencana, dan tindakan akan dipertimbangkan dampaknya di masa depan. Apakah keputusan kita saat ini akan membawa dampak positif bagi masa depan kita? Apakah rencana kita mendukung visi kita? Apakah tindakan kita akan mempengaruhi masa depan kita?
            Satu-satunya cara untuk membentuk perspektif jangka panjang ini adalah dengan merumuskan visi kita saat ini. Jangan abaikan dengan langkah sukses ini. Jangan takut untuk gagal, lebih baik kita gagal meraih visi yang luar biasa daripada berhasil tidak meraih apapun.
            Jika kita berpikir bahwa penampilan maupun kemampuan kita berada di bawah orang lain, maka sikap kita akan minder. Jika pikiran kita mengatakan bahwa kita memiliki potensi yang sama dengan orang lain, maka kita akan percaya diri. Ini adalah salah satu keajaiban pikiran yang akan membentuk karakter. Karakter akan terbentuk pada diri kita sesuai dengan apa yang kita pikirkan tentang diri kita.
            Jika kita berpikir bahwa kegagalan itu memalukan dan kegagalan adalah akhir segalanya, maka kita akan merasa ketakutan saat melakukan sesuatu. Lain lagi jika berpikir bahwa gagal adalah suatu pembelajaran dan menganggap masih ada kesempatan lain, maka kita akan menjadi orang yang berani.
            Sikap pesimis disebabkan oleh pikiran bahwa diri kita tidak memiliki kemampuan. Sikap pesimis juga karena kita merasa sudah ditakdirkan miskin dan keadaan di sekeliling kita tidak mendukung. Sebaliknya, sikap optimis muncul karena pikiran kita mengatakan bahwa segala sesuatu bisa dipelajari, siapa tahu besok lusa Tuhan akan memberi rezeki, dan bagaimana pun keadaannya masih ada yang bisa sukses, termasuk diri kita. Bagaimana kita berpikir akan menentukan apakah kita orang yang optimis atau pesimis.
            Saat kita berdiri, kita melihat dunia ini tegak semua. Saat kita berbaring, kita melihat dunia ini miring semua. Saat kita berdiri dengan dua tangan dan kaki di atas, kita melihat dunia ini terbalik. Saat mata kita terpejam seakan dunia ini tidak ada. Saat kita pusing kita melihat dunia ini oleng. Dunia terlihat sesuai dengan kondisi kita, padahal tidak ada perubahan pada dunia tersebut.
            Itulah gambaran dari sikap kita. Kita memkitang sesuatu tergantung pada sikap yang kita miliki. Jika sikap kita positif, maka kita melihat segala sesuatu dengan positif. Sebaliknya, jika sikap kita negatif, maka kita melihat segala sesuatu dengan negatif. Sikap memang sangat berpengaruh terhadap kehidupan kita karena mempengaruhi cara pkitang kita terhadap dunia.
            Sikap adalah cara pandang atau berpikir kita terhadap sesuatu. Sikap juga menjadi penentu tindakan dan saringan terhadap tindakan-tindakan kita. Jadi, sikap sangat berpengaruh dalam kehidupan kita, termasuk sukses atau gagal.
            Mungkin kita perlu merenungkan sikap yang dimiliki sekarang ini. Lihat korelasinya dengan kesuksesan kita saat ini. Perlukah kita memperbaiki sikap? Kejujuran kita terhadap sikap kita akan menentukan adanya perbaikan terhadap kehidupan kita. Sikap memang sulit untuk diubah, tetapi bukan tidak bisa.
            Suatu saat mungkin kita merasa dunia ini bau terasi, kemana pun kita pergi bau terasi selalu tercium. Sebelum kita memutuskan bahwa dunia ini penuh dengan terasi, periksalah diri kita mungkin ada terasi pada kumis atau pakaian kita. Jika memang ada, bersihkan terasi tersebut dan dunia pun kembali segar.
            Banyaknya tekanan hidup yang harus dialami seseorang membuat kebanyakan orang mengalami frustrasi. Beberapa orang menghadapi beban pekerjaan yang berat hingga mengalami stress pekerjaan. Bencana alam dan kematian orang dekat juga bisa membuat depresi dan frustrasi. Hanya sedikit orang yang sanggup menghindari tekanan hidup sehari-hari yang dapat membuat orang frustrasi dan berpandangan pesimistis. Namun, meski menghadapi kesukaran dan tekanan hidup, berpikir secara optimis sangatlah bermanfaat.
            Optimisme merupakan sikap selalu mempunyai harapan baik dalam segala hal serta kecenderungan untuk mengharapkan hasil yang menyenangkan. Optimisme dapat juga diartikan berpikir positif. Jadi, optimisme lebih merupakan paradigma atau cara berpikir.
            Sewaktu mengalami kegagalan atau tekanan hidup, bagaimana perasaan orang yang optimis? Seseorang yang berpikiran positif atau berpikir secara optimis tidak menganggap kegagalan itu bersifat permanen. Hal ini bukan berarti bahwa ia enggan menerima kenyataan. Sebaliknya, ia menerima dan memeriksa masalahnya. Lalu sejauh keadaan memungkinkan ia bertindak untuk mengubah atau memperbaiki situasi.
            Bertolak belakang dengan optimisme, pkitangan pesimistis akan menganggap kegagalan dari sisi yang buruk. Umumnya orang pesimis sering kali menyalahkan diri sendiri atas kesengsaraannya. Ia menganggap bahwa kemalangan bersifat permanen dan hal itu terjadi karena sudah nasib, kebodohan, ketidakmampuan, atau keburukannya. Akibatnya, ia pasrah dan tidak mau berupaya.
            Berpikir positif juga menjadi kunci sukses untuk mengelola stress. Optimisme akan membuat seseorang menghadapi situasi tidak menyenangkan dengan cara positif dan produktif. Supaya kita bisa lebih optimistis dan memiliki pikiran serta sikap yang positif:

1. Periksalah diri kita.
2. Ikuti gaya hidup sehat.
3. Nikmatilah pekerjaan.
4. Carilah teman yang positif.
5. Hadapi dan terima.
6. Milikilah rasa humor.
7. Catatlah hal yang baik.
8. Aturan sederhana.

Teknik Sugesti
            Pikiran bawah sadar tidak dapat membedakan imajinasi dan kenyataan. Ia tidak memiliki mekanisme untuk membedakan mana yang nyata dan tidak nyata. Jika kita sedang bermimpi dikejar-kejar oleh sesuatu, dalam mimpi kita benar-benar melarikan diri dan adrenalin kita mengalir begitu deras. Jantung kita berdenyut dengan sangat cepat. Tetapi apa yang kita ketahui setelah terbangun dari mimpi kita? Kita akan mengatakan, “Tidak ada apa-apa. Sebenarnya tidak ada sesuatu yang mengejar saya. Ini hanya mimpi.....”.
            Inilah mekanisme pikiran sadar kita yang mengetahui bahwa kita sebenarnya sedang bermimpi. Tapi pikiran bawah sadar kita tidak mengetahui bahwa kita sedang bermimpi. Buktinya pikiran bawah sadar kita langsung memerintahkan denyut jantung untuk berdenyut kencang dan adrenalin kita untuk mengalir deras, karena yang pikiran bawah sadar kita rasakan adalah bahwa kita memang sedang dikejar-kejar.
            Itulah sebenarnya hal yang paling penting yang bisa dimanfaatkan karena kita dapat mengelabuhi pikiran bawah sadar untuk melakukan hal apa pun yang bermanfaat bagi kita, terutama bila ada pekerjaan yang membosankan yang harus dilakukan. Kita bahkan bisa mengelabuhinya dengan berpikir bahwa pekerjaan itu adalah pekerjaan yang menarik untuk dikerjakan. Hal ini akan sangat bermanfaat jika misalnya kita harus melakukan pekerjaan yang tidak kita sukai sekalipun.
            Bahasa yang diperlukan untuk mengelabuhi bawah sadar adalah sugesti. Sugesti ini dapat membangun bahkan merusak diri kita. Jadi, pastikan sugesti yang kita bentuk sudah melalui perhitungan yang matang ketika kita menciptakannya sejak awal. Sekali lagi, sugesti merupakan bahasa pikiran bawah sadar kita.
            Karena sugesti adalah bahasa yang dapat dimengerti bawah sadar, maka ada aturan-aturan yang perlu diperhatikan sebelum memberikan sugesti ke dalam pikiran bawah sadar kita:
1. Positif.
2. Kalimat saat ini.
3. Pribadi.
4. Terus menerus.
5. Perasaan atau emosi.

Teknik Afirmasi
            Sikap kita adalah cermin masa lampau kita, pembicara kita di masa sekarang dan merupakan peramal bagi masa depan kita. Kondisi masa lalu, sekarang, dan masa depan kita dapat tercermin dari bagaimana sikap kita sehari-hari. Sikap kita merupakan sahabat yang paling setia, namun juga bisa menjadi musuh yang paling berbahaya. Bagaimana sikap mental kita adalah sebuah pilihan: positif ataukah negatif.
            Jika kita seorang yang berpikiran positif, kita pasti mampu menghasilkan sesuatu. Kita akan lebih banyak berkreasi daripada bereaksi. Jelasnya, kita lebih berkonsentrasi untuk berjuang mencapai tujuan-tujuan yang positif daripada terus saja memikirkan hal-hal negatif yang mungkin saja terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Kehidupan dan kebahagiaan seseorang tidak bisa diukur dengan ukuran gelar kesarjanaan, kedudukan, maupun latar belakang keluarga. Yang dilihat adalah bagaimana cara berpikir orang itu.
            Memang kesuksesan kita lebih banyak dipengaruhi oleh cara kita berpikir. Tempat dan keadaan tidak menjamin kebahagiaan. Kita sendirilah yang harus memutuskan apakah kita ingin bahagia atau tidak. Dan begitu kita mengambil keputusan, maka kebahagiaan itu akan datang.
            Dengan bersikap positif bukan berarti telah menjamin tercapainya suatu keberhasilan. Namun, bila sikap kita positif, setidak-tidaknya kita sudah berada di jalan menuju keberhasilan. Berhasil atau tidaknya kita nanti ditentukan oleh apa yang kita lakukan di sepanjang jalan yang kita lalui tersebut.
            Meskipun kita memiliki tubuh yang sehat, tetapi jika kita tetap berkata-kata yang negatif bahwa kita tidak mampu, tidak berharga untuk menerima berkat Tuhan dan bahkan mengutuk diri kita bahwa kita layak mendapatkan hukuman karena masa lalu kita, akhirnya kita akan memiliki harga diri yang rendah dan tidak dapat berjalan sesuai dengan gambar yang Tuhan miliki tentang kita.
            Apa yang kita isi ke dalam roh dan pikiran kita sangatlah penting karena itu menentukan apa yang keluar dari mulut kita. Jika kita mengisi roh dan pikiran kita dengan pikiran negatif, kita akan mengucapkan hal-hal negatif. Kita harus mengucapkan kata-kata berkat kepada diri kita dan kita akan memakan buah dari kata-kata kita.
            Ketika kita mengucapkan kata-kata positif setiap hari, maka kita akan segera melihat gambar diri kita berubah menjadi lebih baik. Kita akan merasa lebih baik, lebih percaya diri, lebih ramah, dan menarik banyak orang yang berpikiran positif kepada kita. Kita juga harus mendengarnya berulang kali.

Cara Berpikir Positif di Tempat Kerja
            Tak hanya berpikir dan bersikap posirif terhadap perilaku seseorang, kita juga harus berlaku hal yang sama terhadap situasi yang buruk atau negatif jika kondisi tersebut menyerang kita, siapkan rencana lain untuk menghindari pikiran negatif. Misalnya kondisi perusahaan tempat kita bekerja terkena resesi dan hampir bangkrut. Kita bisa langsung bertindak cepat dengan mencoba bekerja paruh waktu di sebuah perusahaan kosmetik. Meski ada rekan kerja yang mengejek kita, jangan pedulikan. Kita melakukan hal tersebut untuk mencegah rasa putus asa dan perasaan negatif yang mungkin timbul dengan keadaan perusahaan tempat kita bekerja yang semakin memburuk.
            Dengan memiliki rencana lain, kita akan merasa memiliki pilihan. Jika kita perhatikan, orang-orang yang berpikir negatif adalah mereka yang merasa tidak punya pilihan dan tidak tahu mau kemana. Mereka merasa terhenti di situ. Jadi, setiap ada kondisi buruk menimpa kita, segeralah cari pengalaman baru yang bisa menimbulkan pikiran dan perasaan positif.
            Tak ada yang salah dengan orang yang mencintai pekerjaannya. Mencintai pekerjaan justru akan membuat kerja kita menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Namun jangan sampai pekerjaan merenggut semua sisi kehidupan kita. Berikan waktu dengan kegiatan lain seperti melakukan hobby, berkumpul dengan keluarga atau teman-teman, atau kegiatan lain di luar pekerjaan.
            Penelitian sudah membuktikan bahwa seseorang yang memiliki kehidupan yang seimbang antara karier dan keluarga atau hobby, akan lebih memiliki pikiran yang positif karena saat satu sisi kehidupan mereka tidak berjalan dengan baik, ia bisa menemukan keseimbangan lainnya, rasa percaya diri, harga diri, dan kesenangan dari sisi kehidupannya yang lain.
            Jangan biarkan urusan pekerjaan menguasai hidup kita. Akan sangat menyedihkan jika di setiap saat dan setiap waktu, pikiran kita selalu tertuju pada pekerjaan. Jadi, setiap ada hal negatif di tempat kerja atau dimana pun, timbulkan perasaan positif tersebut agar kita tidak menjadi orang yang mudah putus asa.
--- ooo---







DAHSYATNYA
PIKIRAN POSITIF
(Disadur dari buku 'Dahsyatnya Pikiran Positif', oleh: Sisca Wardoyo)





Wahyu Indriyono,S.IP




Tidak ada komentar:

Posting Komentar